https://japerti.polteksci.ac.id/index.php/japerti/issue/feedJurnal Pertanian Indonesia2020-11-01T21:26:00+00:00Open Journal Systems<p>Jurnal Pertanian Indoensia Adalah ..</p>https://japerti.polteksci.ac.id/index.php/japerti/article/view/10Respon Kecambah Kelapa Sawit (Elaeis Giuneensis Jacq) Terhadap Lama Perendaman Bakteri Endofit Isolat Rz2.11 Asw972020-11-01T19:55:05+00:00Dwika Karima Wardani[email protected]<p>Bakteri endofit merupakan bakteri non patogen yang berasosiasi dengan tanaman, serta berperan dalam meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, merangsang pertumbuhan, dan meningkatkan kemampuan mengikat N2. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan lama perendaman terbaik dari Bakteri Endofit menggunakan Isolat Bakteri RZ2.11 ASW<sub>97</sub> tanaman kelapa sawit pada pertumbuhan bibit kelapa sawit di<em> Pre-Nursery.</em> Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Fisiologi Tanaman, Laboratorium Teknologi Benih, dan Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Andalas, dibulan Maret sampai Juni 2017. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Langkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 ulangan yaitu Tanpa Perendaman, Perendaman 5 Menit, Perendaman 15 Menit, Perendaman 30 Menit, dan Perendaman 45 Menit. Parameter pengamatan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah helaian daun, luas daun, diameter bonggol, panjang akar terpanjang, bobot segar bibit, bobot segar akar, bobot kering bibit, bobot kering akar, rasio tajuk akar. Data dianalisis secara statistik dengan uji F pada taraf nyata 5%. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel 5%, maka dilanjutkan dengan uji <em>Duncan’s New Multiple Range Test </em>(DNMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perlakuan lama perendaman bakteri endofit Isolat Bakteri RZ2.11 ASW<sub>97</sub> hanya mempengaruhi tinggi tanaman, dan diameter bonggol. Lama perendaman yang terbaik diperoleh pada lama perendaman 5 menit.</p>2020-10-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2020 jurnal Pertanian Indonesiahttps://japerti.polteksci.ac.id/index.php/japerti/article/view/7Pertumbuhan Pakcoy (Brassica Rapa L) yang Ditanam Dengan Floating Hydroponics System dan Non Hidroponik2020-10-09T04:30:59+00:00Chiska Nova Harsela[email protected]Eni Sumarni[email protected]Krissandi Wijaya[email protected]<p>Pakcoy (<em>Brassica</em> <em>rapa</em> L) adalah salah satu jenis dari sawi. Pakcoy merupakan sayuran yang memiliki nilai ekonomis dan gizi tinggi.Permintaan pakcoy dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terus meningkat yaitu dari 562.838 ton menjadi 635.728 ton. Pakcoy yang ditanam di lahan terbuka terkendala hujan lebat, angin kencang dan gangguan hama serta gangguan lingkungan lainnya, sehingga perlu dilakukan penanaman di dalam <em>greenhouse</em>. <em>Floating Hydroponics System (FHS)</em> merupakan salah satu sistem tanam dimana akar tanaman terendam di dalam larutan nutrisi yang tidak tersirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan dan hasil pakcoy yang di tanam secara <em>floating hydroponics</em> <em>system</em> dan non hidroponik.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data pertumbuhan dan hasil dianalisis menggunakan uji F. Perlakuan yang di coba pada penelitian ini adalah menggunakan <em>Floating Hydroponics System</em> (S1), tanah menggunakan <em>AB Mix</em> (S2), dan tanah menggunakan NPK (S3). Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot tanaman. Iklim mikro <em>greenhouse</em> yang di ukur adalah suhu dan radiasi matahari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman dari sistem budidaya menunjukkan perbedaan nyata pada jumlah daun, tinggi tanaman, dan bobot tanaman. <em>Floating hydroponics system</em> memberikan pertumbuhan dan hasil tertinggi dibandingkan sistem yang lain. <em>Floating hydroponics system</em> memperoleh hasil tinggi tanaman 19,59cm, jumlah daun sebanyak 9,93 helai dan bobot tanaman 36,44 g. Hasil terendah terdapat pada tanaman pakcoy yang ditanam secara non hidroponik menggunakan <em>AB Mix</em> dengan tinggi tanaman 15,61 cm, jumlah daun sebanyak 6,57 helai, dan bobot tanaman 12,95 g.</p>2020-10-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2020 jurnal Pertanian Indonesiahttps://japerti.polteksci.ac.id/index.php/japerti/article/view/11Tingkat Serangan Wereng Batang Coklat dan Penggerek Batang Padi Pada Beberapa Varietas Padi di Purbalingga2020-11-01T21:26:00+00:00Tian Maikel Hardiansah D[email protected]Rostaman [email protected]T.A.D Haryanto[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mencari varietas yang tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat (WBC) dan/atau penggerek batang padi (PBP). Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah milik petani di Desa Sumilir, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada bulan Desember 2018 sampai dengan Juli 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan terdiri dari 5 varietas padi, yaitu Inpago Unsoed 1, Parimas, Mugibat, Inpari 32 dan Logawa dan percobaan diulang 4 kali. Hasil penelitian tingkat serangan wereng batang coklat yang ditunjukkan oleh populasinya bervariasi antar varietas. Populasi serangga tersebut cukup rendah 0,36-0,62 individu/rumpun), berada di bawah ambang ekonomi (15 individu/rumpun). Demikian pula tingkat serangan penggerek batang padi pada semua varietas cukup rendah.</p>2020-10-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2020 jurnal Pertanian Indonesiahttps://japerti.polteksci.ac.id/index.php/japerti/article/view/8Perbedaan Waktu Pemanenan Terhadap Mutu Kimia Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav)2020-11-01T13:32:27+00:00Azizulfiqri Hamsa[email protected]Tahrir Aulawi[email protected]Bakhendri Solfan[email protected]<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perbedaan waktu pemanenan terhadap mutu kimia daun sirih merah. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Maret sampai Mei 2019 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen (TPP) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian (THP) Universitas Riau. Perlakuan yang diberikan adalah waktu pemanenan terdiri atas 07.00 WIB (W<sub>1</sub>) (Pagi), 11.00 WIB (W<sub>2</sub>) (Siang) dan 15.00 WIB (W<sub>3</sub>) (Sore). Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial terdiri atas 6 ulangan. Daun sirih merah yang digunakan adalah berumur sedang (daun keenam dari pucuk). Daun sirih merah dipetik menggunakan gunting yang steril. Ekstraksi menggunakan bahan pelarut etanol 96% selama 24 jam dengan cara direndam. Data dianalisis dengan sidik ragam dan apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji <em>Duncan Multiple’s Range Test </em>(DMRT). Pengamatan yang dilakukan terdiri atas Alkaloid, Total Antosianin, Kadar Air, Total Padatan Terlarut dan Warna. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan (W<sub>3</sub>) waktu panen 15.00 WIB (Sore) memberi pengaruh nyata dalam meningkatkan mutu kimia daun sirih merah dengan nilai rataan alkaloid (5,87 mg/g), total antosianin (8,50 mg/g), kadar air (14,54%), total padatan terlarut (1,34 <sup>o</sup>Brix) dan warna (153%)</p>2020-10-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2020 jurnal Pertanian Indonesia